Dapatkan gratis ongkir - Bebas 30 hari uang kembali.

Desaku Purwakarta
Rp. 0
Keranjang masih kosong.

Dapatkan gratis ongkir - Bebas 30 hari uang kembali.

Artikel Terpopuler

Opak Beras Ketan di Cihanjawar

Jawa Barat terkenal akan kulinernya. Saat menjamu tamu pasti selalu ada hidangan yang disajikan. Opak dapat dibilang merupakan salah satu makanan ringan yang wajib ada di tiap rumah masyarakat desa Cihanjawar sebagai teman minum teh. Kami menemui Ibu Cucun (54 tahun) tengah mencetak opak di depan rumahnya. Opak yang dibuat Ibu Cucun cukup berbeda dengan yang biasa dari singkong karena berbahan dasar beras ketan.  Cara mengolahnya pun cukup mudah. Pertama, beras dikukus hingga menjadi nasi. Kemudian, nasi dicampur dengan kelapa dan bumbu lalu ditumbuk hingga tercampur menjadi satu. Setelah itu, diambil sekitar satu genggam untuk dibuat menjadi bentuk bulat lalu digilas. Opak yang sudah dicetak segera dijemur dan siap digoreng untuk disajikan.  "Opak yang dibuat memang untuk dimakan sehari-hari. Sekali buat sebanyak 2 liter itu untuk 2 nampan" ujar Ibu Cucun.

PETUALANGAN YANG SANGAT LUAR BIASA !!! Praja Ipdn berkunjung ke curug Ciseoh Cihanjawar

Cihanjawar, 7 September 2023 - Para praja Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) dari berbagai jurusan dan perangkat desa setempat mengalami petualangan luar biasa saat mereka berkunjung ke Curug Ciseoh, salah satu keajaiban alam tersembunyi di desa ini. Acara tersebut bertujuan untuk mempererat hubungan antara praja IPDN dan masyarakat setempat sambil mengapresiasi keindahan alam yang ada. Dalam kunjungan yang berlangsung pada hari Sabtu, para praja IPDN dan perangkat desa memulai petualangan mereka dengan berjalan kaki melintasi hutan yang rindang dan jalur sungai yang berbatu. Cuaca yang cerah dan suasana alam yang tenang membuat perjalanan semakin memikat. Curug Ciseoh, air terjun setinggi 30 meter yang dikelilingi oleh vegetasi hijau, adalah tujuan utama perjalanan mereka. Para peserta menikmati suara gemericik air dan keindahan alam yang menakjubkan, sambil bermain air dan berfoto bersama di bawah air terjun yang menawan. Kegiatan ini juga memberikan kesempatan bagi praja IPDN untuk belajar lebih banyak tentang kehidupan masyarakat desa dan tantangan yang dihadapi oleh perangkat desa dalam menjalankan tugas mereka. Mereka mengadakan diskusi terbuka tentang pembangunan dan pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh perangkat desa. Kepala Desa Cihanjawar, Bapak D. Supriadi, mengungkapkan, "Kami sangat senang menerima kunjungan dari para praja IPDN. Mereka tidak hanya menghargai alam kami tetapi juga terlibat dalam diskusi yang bermanfaat tentang perkembangan desa kami. Ini adalah langkah positif menuju kemitraan yang kuat antara pemerintah daerah dan IPDN." Para Praja juga ditemani dengan Pak RW 02 setempat yang biasa di sapa Pak Herdin, menjelaskan pentingnya pengalaman semacam ini. "Kunjungan ini memberikan wawasan berharga kepada praja IPDN tentang kondisi riil di lapangan. Mereka dapat mengapresiasi pekerjaan yang dilakukan oleh perangkat desa dan peran penting mereka dalam pembangunan daerah." Kunjungan ke Curug Ciseoh tidak hanya menjadi momen berharga dalam membangun kemitraan antara IPDN dan masyarakat desa, tetapi juga pengalaman berkesan yang akan diingat selamanya oleh semua peserta. Ini adalah langkah positif dalam memperkuat hubungan antara pemerintahan daerah dan para pemimpin masa depan yang dilatih di IPDN.

Praja Ipdn turut berpartisipasi dalam rapat koordinasi bersama perangkat Desa Cihanjawar

Rapat koordinasi perangkat desa yang dilakukan secara berkala adalah suatu tindakan yang sangat penting untuk memastikan bahwa pemerintah desa berjalan dengan baik dan efektif. Tujuan dari rapat koordinasi ini adalah untuk melakukan evaluasi terhadap kinerja perangkat desa dalam melaksanakan tugas-tugasnya, serta untuk melakukan perencanaan kegiatan ke depan yang akan dilakukan oleh pemerintah desa. Dalam rapat koordinasi yang diselenggarakan pada Jumat, 8 September 2023 di Kantor Desa Cihanjawar, dilakukan evaluasi kinerja perangkat desa dengan cara membahas capaian hasil kinerja dalam 2 minggu kebelakang ini. Kegiatan yang sudah dilaksanakan dievaluasi, dan dibahas pula masalah-masalah yang muncul dalam pelaksanaan tugas. Dalam melakukan evaluasi, penting untuk memperhatikan kinerja individu maupun kinerja keseluruhan perangkat desa karena suksesnya sebuah program kerja tidak hanya tergantung pada kinerja individu namun juga bagaimana program kerja tersebut dikerjakan dalam teamwork yang solid. Setelah evaluasi dilakukan, maka dibahas perencanaan kegiatan ke depan yang akan dilaksanakan oleh pemerintah desa. Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa kegiatan yang akan dilaksanakan dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat di desa tersebut. Perencanaan kegiatan yang baik dapat membantu dalam pengambilan keputusan yang tepat dalam mengalokasikan anggaran dan sumber daya manusia.  Hal - hal yang dibahas pada rapat tersebut adalah  1. Himbauan  untuk tidak menaruh motor sembarangan 2. Evaluasi acara ceremony 17an di desa cihanjawar 3. Penyampaian hambatan hambatan yang di rasakan di rt rt atau rw rw di dusun masing masing 4. Penyampaian agar ibu ibu dan bapak bapak desa cihanjawar turut aktif dalam acara rotib atau pengajian di kantor desa yang di adakan setiap awal bulan dan akhir bulan 5. Pemaksimalan potensi wisata desa, dan villa yang akan dikenakan pbb 6. Penyampaian rencana pembuatan panitia phbn maulid nabi 7. Pembuatan kaos untuk semua perangkat desa agar lebih seragam dengan semua perangkat desa Menurut Kepala Desa Cihanjawar, Dedi Supriadi, rapat koordinasi berkala ini juga dapat menjadi sarana untuk mempererat hubungan antara perangkat desa dan masyarakat, serta untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan desa. Diharapkan pemerintah desa dapat meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat serta meningkatkan efektivitas pelaksanaan tugas-tugas pemerintah desa.

Sapu Songket ; Tradisional nan Aestethic

Desa Cihanjawar, Purwakarta, Jawa Barat - Cihanjawar yang terletak di kaki Gunung Burangrang menjadikannya kaya akan tanaman glagah atau rerumputan yang banyak tumbuh di daerah pegunungan. Hal ini dimanfaatkan dengan baik oleh Pak Acep (67 tahun) dengan keterampilan yang dimiliki sehingga dapat disulap menjadi sapu songket yang indah dan berguna. Walaupun hanya memerlukan bahan yang sedikit dan sederhana, namun kesulitan produksi secara manual yang harus dilalui cukup tinggi. Harus memiliki keahlian dan ketelitian dalam membuat sebuah sapu songket. Rumput Glagah atau Songket yang  tumbuh bertebaran di sekitr rumah Pak Acep dipetik dan dijemur hingga kering yang dapat memakan waktu setengah hari hingga 2 hari tergantung kondisi cuaca. Jika sudah kering ditandai dengan perubahan warna menjadi coklat kekuning-kuningan, sekitar segenggam penuh disiapkan sesuai ukuran sapu yang akan dibuat kemudian disisir sampai berbentuk helaian tipis. Batang rotan yang akan dijadikan gagang sapu dipotong sesuai ukuran sapu dan dihaluskan sampai seluruh permukaannya rata. Kemudian, rotan dianyam dan dipasang pada batang menjadikannya sebagai mahkota sapu dan songket disatukan sambil dipukul-pukul dengan alat bantu semacam palu dan obeng. Selanjutnya, dianyam dengan rotan dan dirapikan dengan meratakan panjang gelagah. Jangan lupa untuk melubangi utung paling atas gagang sapu untuk diberi tali penggantung sehingga mudah dalam penyimpanannya saat dipakai nanti dan sapu songket siap dipasarkan. Usia senja tak menyurutkan semangat Pak Acep dengan keahliannya beliau mampu menghasilkan sebanyak tiga sapu songket dalam sehari yang dijual dengan harga Rp50.000,00 satuannya. Sejauh ini hanya terdapat 3 pengrajin sapu songket di Desa Cihanjawar. Sapu Songket ini memiliki nilai ekonomis yang sangat baik dengan fungsi dan kualitas ramah lingkungan yang tidak perlu diragukan, juga memiliki nilai estetika dari bentuknya yang indah menyerupai kipas pada zaman kerajaan terdahulu.

Si Manis dari Cihanjawar

Butuh perjuangan melalui lika-liku perjalanan menanjak menuju rumah produksi gula aren di Cihanjawar. Sesampainya disana, kami langsung disambut dengan aroma manis menggugah dari gula aren yang tengah dituang ke dalam cetakan oleh Ibu Epong (60 tahun) bersama anaknya yaitu Ibu Aan (38 tahun). Pasti kebanyakan masyarakat Indonesia sudah tidak asing lagi dengan si manis yang satu ini. Gula aren adalah pemanis tradisional yang terbuat dari nira pohn aren. Warnanya cenderung kecokelatan dan memiliki rasa paling manis dibandingkan dengan gula lain yang sejenis. Gula ini juga memiliki aroma yang khas dan cukup kuat. Gula aren yang dibuat oleh Ibu Epong hanya berbahan dasar air nira aren murni tanpa campuran termasuk bahan pengawet apapun, sehingga menghasilkan tingkat kemanisan yang pas dan tidak menyebabkan sakit di tenggorokan. Peralatan dan proses produksi gula aren ibu dan anak ini pun masih terbilang sangat sederhana, nira dimasak menggunakan kuali yang cukup besar menggunakan tungku api sekitar 2-3 jam sampai nira mengental sambil diaduk sesekali agar tidak gosong dan mencegah hasil gula terasa pahit. Setelah masak, cairan gula nira yang mengental langsung dituang ke cetakan dan dibiarkan mendingin hingga menjadi bentuk padat. Kemudian, gula aren siap dikemas menggunakan daun pisang per 10 biji yang dibanderol dengan harga Rp30.000,00 dan kemudian dipasarkan. Dalam sehari, Ibu Epong dan Ibu Aan dapat menghasilkan sebanyak 40 biji gula aren.