Dapatkan gratis ongkir - Bebas 30 hari uang kembali.

Desaku Purwakarta
Rp. 0
Keranjang masih kosong.

Dapatkan gratis ongkir - Bebas 30 hari uang kembali.

Artikel Terpopuler

Praja Ipdn turut berpartisipasi dalam rapat koordinasi bersama perangkat Desa Cihanjawar

Rapat koordinasi perangkat desa yang dilakukan secara berkala adalah suatu tindakan yang sangat penting untuk memastikan bahwa pemerintah desa berjalan dengan baik dan efektif. Tujuan dari rapat koordinasi ini adalah untuk melakukan evaluasi terhadap kinerja perangkat desa dalam melaksanakan tugas-tugasnya, serta untuk melakukan perencanaan kegiatan ke depan yang akan dilakukan oleh pemerintah desa. Dalam rapat koordinasi yang diselenggarakan pada Jumat, 8 September 2023 di Kantor Desa Cihanjawar, dilakukan evaluasi kinerja perangkat desa dengan cara membahas capaian hasil kinerja dalam 2 minggu kebelakang ini. Kegiatan yang sudah dilaksanakan dievaluasi, dan dibahas pula masalah-masalah yang muncul dalam pelaksanaan tugas. Dalam melakukan evaluasi, penting untuk memperhatikan kinerja individu maupun kinerja keseluruhan perangkat desa karena suksesnya sebuah program kerja tidak hanya tergantung pada kinerja individu namun juga bagaimana program kerja tersebut dikerjakan dalam teamwork yang solid. Setelah evaluasi dilakukan, maka dibahas perencanaan kegiatan ke depan yang akan dilaksanakan oleh pemerintah desa. Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa kegiatan yang akan dilaksanakan dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat di desa tersebut. Perencanaan kegiatan yang baik dapat membantu dalam pengambilan keputusan yang tepat dalam mengalokasikan anggaran dan sumber daya manusia.  Hal - hal yang dibahas pada rapat tersebut adalah  1. Himbauan  untuk tidak menaruh motor sembarangan 2. Evaluasi acara ceremony 17an di desa cihanjawar 3. Penyampaian hambatan hambatan yang di rasakan di rt rt atau rw rw di dusun masing masing 4. Penyampaian agar ibu ibu dan bapak bapak desa cihanjawar turut aktif dalam acara rotib atau pengajian di kantor desa yang di adakan setiap awal bulan dan akhir bulan 5. Pemaksimalan potensi wisata desa, dan villa yang akan dikenakan pbb 6. Penyampaian rencana pembuatan panitia phbn maulid nabi 7. Pembuatan kaos untuk semua perangkat desa agar lebih seragam dengan semua perangkat desa Menurut Kepala Desa Cihanjawar, Dedi Supriadi, rapat koordinasi berkala ini juga dapat menjadi sarana untuk mempererat hubungan antara perangkat desa dan masyarakat, serta untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan desa. Diharapkan pemerintah desa dapat meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat serta meningkatkan efektivitas pelaksanaan tugas-tugas pemerintah desa.

Sapu Songket ; Tradisional nan Aestethic

Desa Cihanjawar, Purwakarta, Jawa Barat - Cihanjawar yang terletak di kaki Gunung Burangrang menjadikannya kaya akan tanaman glagah atau rerumputan yang banyak tumbuh di daerah pegunungan. Hal ini dimanfaatkan dengan baik oleh Pak Acep (67 tahun) dengan keterampilan yang dimiliki sehingga dapat disulap menjadi sapu songket yang indah dan berguna. Walaupun hanya memerlukan bahan yang sedikit dan sederhana, namun kesulitan produksi secara manual yang harus dilalui cukup tinggi. Harus memiliki keahlian dan ketelitian dalam membuat sebuah sapu songket. Rumput Glagah atau Songket yang  tumbuh bertebaran di sekitr rumah Pak Acep dipetik dan dijemur hingga kering yang dapat memakan waktu setengah hari hingga 2 hari tergantung kondisi cuaca. Jika sudah kering ditandai dengan perubahan warna menjadi coklat kekuning-kuningan, sekitar segenggam penuh disiapkan sesuai ukuran sapu yang akan dibuat kemudian disisir sampai berbentuk helaian tipis. Batang rotan yang akan dijadikan gagang sapu dipotong sesuai ukuran sapu dan dihaluskan sampai seluruh permukaannya rata. Kemudian, rotan dianyam dan dipasang pada batang menjadikannya sebagai mahkota sapu dan songket disatukan sambil dipukul-pukul dengan alat bantu semacam palu dan obeng. Selanjutnya, dianyam dengan rotan dan dirapikan dengan meratakan panjang gelagah. Jangan lupa untuk melubangi utung paling atas gagang sapu untuk diberi tali penggantung sehingga mudah dalam penyimpanannya saat dipakai nanti dan sapu songket siap dipasarkan. Usia senja tak menyurutkan semangat Pak Acep dengan keahliannya beliau mampu menghasilkan sebanyak tiga sapu songket dalam sehari yang dijual dengan harga Rp50.000,00 satuannya. Sejauh ini hanya terdapat 3 pengrajin sapu songket di Desa Cihanjawar. Sapu Songket ini memiliki nilai ekonomis yang sangat baik dengan fungsi dan kualitas ramah lingkungan yang tidak perlu diragukan, juga memiliki nilai estetika dari bentuknya yang indah menyerupai kipas pada zaman kerajaan terdahulu.

Si Manis dari Cihanjawar

Butuh perjuangan melalui lika-liku perjalanan menanjak menuju rumah produksi gula aren di Cihanjawar. Sesampainya disana, kami langsung disambut dengan aroma manis menggugah dari gula aren yang tengah dituang ke dalam cetakan oleh Ibu Epong (60 tahun) bersama anaknya yaitu Ibu Aan (38 tahun). Pasti kebanyakan masyarakat Indonesia sudah tidak asing lagi dengan si manis yang satu ini. Gula aren adalah pemanis tradisional yang terbuat dari nira pohn aren. Warnanya cenderung kecokelatan dan memiliki rasa paling manis dibandingkan dengan gula lain yang sejenis. Gula ini juga memiliki aroma yang khas dan cukup kuat. Gula aren yang dibuat oleh Ibu Epong hanya berbahan dasar air nira aren murni tanpa campuran termasuk bahan pengawet apapun, sehingga menghasilkan tingkat kemanisan yang pas dan tidak menyebabkan sakit di tenggorokan. Peralatan dan proses produksi gula aren ibu dan anak ini pun masih terbilang sangat sederhana, nira dimasak menggunakan kuali yang cukup besar menggunakan tungku api sekitar 2-3 jam sampai nira mengental sambil diaduk sesekali agar tidak gosong dan mencegah hasil gula terasa pahit. Setelah masak, cairan gula nira yang mengental langsung dituang ke cetakan dan dibiarkan mendingin hingga menjadi bentuk padat. Kemudian, gula aren siap dikemas menggunakan daun pisang per 10 biji yang dibanderol dengan harga Rp30.000,00 dan kemudian dipasarkan. Dalam sehari, Ibu Epong dan Ibu Aan dapat menghasilkan sebanyak 40 biji gula aren.  

"Semangat Gotong Royong: Para Praja IPDN Bersama Masyarakat dalam 'Jumat Bersih' untuk Lingkungan yang Lebih Baik"

Desa Cihanjawar, Purwakarta, Jawa Barat - Setiap Jumat, kampung ini menjadi saksi dari semangat gotong royong yang menginspirasi. "Jumat Bersih" telah menjadi tradisi yang diterapkan dengan penuh semangat oleh masyarakat Desa Cihanjawar, dengan dukungan penuh dari para Praja Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN). Kegiatan ini adalah bukti konkret bahwa kerja sama antara pemerintah dan masyarakat dapat menghasilkan perubahan positif dalam menjaga kebersihan lingkungan. Dalam setiap "Jumat Bersih," warga kampung berkumpul di pusat kampung mereka dengan alat-alat pembersihan seperti sapu, sekop, dan karung plastik. Mereka berkomitmen untuk membersihkan lingkungan mereka dari sampah dan memperbaiki infrastruktur yang rusak. Namun, yang membuat "Jumat Bersih" ini begitu istimewa adalah kehadiran para Praja IPDN yang selalu siap memberikan bantuan. Para Praja IPDN adalah mahasiswa yang sedang menjalani pendidikan di Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN), yang memiliki semangat untuk berkontribusi pada masyarakat sekitar mereka. Setiap Jumat, mereka datang ke Desa Cihanjawar dengan senyum ramah, siap membantu dalam segala hal, dari membersihkan jalan hingga memperbaiki taman kampung. Kegiatan ini tidak hanya membantu menjaga kebersihan lingkungan, tetapi juga memupuk rasa kebersamaan di antara masyarakat kampung dan para Praja IPDN. Mereka berinteraksi, berbicara tentang tantangan yang dihadapi masyarakat, dan mencari solusi bersama. Ini menciptakan ikatan yang kuat antara generasi muda yang berpendidikan tinggi dan masyarakat kampung yang memiliki kebijaksanaan lokal. Bapak Ujun, seorang Perangkat Desa setempat, mengatakan, "Jumat Bersih adalah saat-saat yang kami nantikan setiap minggu. Kami bersyukur memiliki para Praja IPDN yang berdedikasi untuk membantu kami

Kolaborasi Praja Yang Menginspirasi: Kreatifitas Membuat Mereka Terinspirasi

 Purwakarta,  Jawa Barat  - Para praja Ipdn saat ini tengah merangkul peran sosial mereka dengan semangat tinggi. Mereka telah berkolaborasi dengan Sekolah Dasar di lingkungan sekitar untuk menjalani Bhakti Karya Praja / BKP  yang memberi mereka pengalaman berharga dalam bekerja dengan anak-anak kecil.  BKP ini adalah bagian dari upaya Praja Ipdn untuk memberikan kontribusi positif kepada masyarakat setempat sambil memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang dunia pendidikan anak-anak. Para peserta BKP ini berasal dari  Fakultas Manajemen Pemerintahan  namun ada beberapa program studi yaitu, Administrasi Pemerintahan Daerah,  Manajemen Sumber Daya Manusia Sektor Publik, Keuangan Publik, dan Teknologi Rekayasa Informasi Pemerintahan. Kegiatan ini berlangsung setiap hari setelah jam sekolah tepat pada jam istirahat. Para praja datang dengan semangat dan kreativitas, siap untuk berinteraksi dengan anak-anak dalam berbagai kegiatan yang edukatif dan menghibur. Salah satu kegiatan yang sangat diminati adalah "Taman Baca Mini." Para praja  membawa buku-buku cerita anak-anak dan membacakan kisah-kisah menarik dengan suara yang penuh semangat. Ini tidak hanya meningkatkan minat membaca anak-anak, tetapi juga menginspirasi imajinasi mereka. Selain itu, ada juga kegiatan seni dan kerajinan tangan. Anak-anak diajak untuk berkreasi dengan kertas, pensil, cat air, dan bahan-bahan lainnya. Ini memberi mereka kesempatan untuk mengekspresikan diri secara kreatif sambil mengembangkan keterampilan seni mereka. Para praja juga mengadakan permainan luar ruangan, seperti olahraga mini dan permainan tradisional. Ini membantu anak-anak untuk tetap aktif, sekaligus belajar tentang pentingnya kerjasama tim. Kolaborasi antara para praja dan anak-anak ini telah membawa manfaat ganda. Anak-anak mendapatkan pengalaman belajar yang berbeda dan merasa lebih dekat dengan dunia perkuliahan. Sementara itu, para praja  mendapatkan wawasan berharga tentang kebutuhan anak-anak, serta pengalaman dalam pekerjaan lapangan yang akan berguna di masa depan. Ini adalah contoh nyata bagaimana pendidikan tidak hanya berlangsung di dalam kelas, tetapi juga melibatkan partisipasi aktif dalam masyarakat. Semoga kegiatan semacam ini dapat terus tumbuh dan menginspirasi generasi praja maupun mahasiswa untuk berkontribusi positif dalam pengembangan anak-anak dan masyarakat setempat.